Senin, 28 Maret 2016

Hadapi Ekomi Digital, Kemanan siber perlu ditingkatkan

Jakarta, CNN Indonesia ‐‐ Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Heru Tjahjono mengatakan, isu keamanan siber menjadi hal sangat penting dalam era ekonomi digital.

Dalam Seminar dan Workshop Cybersecurity Capacity in Indonesia di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta pekan lalu, Bambang berkata hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah untuk menghadapi perkembangan teknologi informasi yang tidak bisa dibendung.

“Tentunya risiko ini yang harus kita hadapi berikutnya ke depan. Pemerintah sudah membuat dan menjalan roadmap tersebut di era online dan era digitalisasi serta antisipasi informasi-informasi dari luar," kata Bambang seperti dikutip dari situs web resmi Kemkominfo.

Lihat juga:

Alasan Pencari Kerja Melirik Perusahaan Startup

Dalam hal layanan kendaraan panggilan berbasis aplikasi, misalnya, harus dilihat aspek keamanan datanya untuk melindungi data konsumen.

Bukan hanya dari sisi jasa kendaraan panggilan, layanan berbasis aplikasi juga semakin luas pemanfaatannya di bidang pemesanan hotel, kesehatan sampai apotek.

"Kalau itu semuanya online maka kita harus mengantisipasi yang terkait dengan keamanan data. Begitu juga meningkatnya konsumen internet ke depan,” kata Bambang.

Lihat juga:

Triawan Munaf: Peraturan Harus Sesuai Kemajuan Digital

Sejauh ini, untuk menjaga keamanan data itu pemerintah memiliki UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE).

Khusus UU ITE akan direvisi dan diharapkan rampung tahun ini. Sementara PP PSTE dilaporkan bakal segera direvisi karena tak sehalan dengan irama industri yang kompetitif.
Dikutip dari : CNN INDONESIA

Read more »

Minggu, 22 November 2015

5 Penyebab Kuota Internet Cepat Habis


Kehabisan kuota layanan internet bisa menakutkan bagi sebagian orang. Ketika kuota internet habis, sejumlah pilihan untuk berkomunikasi pun putus. 

Berikut ini lima hal yang bisa membuat kuota internet Anda cepat habis, seperti dilansir KompasTekno dari Cnet, Minggu (11/1/2015).

1. Unggah ke YouTube


Mengunggah video ke YouTube bisa memakan banyak kuota internet. Namun, semua ini tergantung pada setting yang diterapkan pengguna dan berbagai faktor lain. Rekaman video beresolusi high-definition(HD) bisa menghabiskan jatah internet hingga 200 MB per menit.



Bayangkan bila setiap bulan Anda mengunggah lima video HD berdurasi 1 menit dan kuota internet Anda hanya 1 GB per bulan. Karena itu, ada baiknya Anda menggunakan koneksi WiFi saja saat ingin mengunggah video seperti ini.



2. Obrolan video


Melakukan obrolan video via Skype atau FaceTime tergolong sebagai aktivitas yang membutuhkan banyak bandwidth. Namun, besaran konsumsi tersebut berbeda-beda tergantung pada aplikasi serta resolusi video yang digunakan.

Obrolan melalui video, umumnya, mengonsumsi bandwidth 3 MB per menit. Jika Anda berniat menghemat konsumsi data, sebaiknya kurangi sesi obrolan menggunakan video.

3. Online game 

Game, seperti Two Dots atau Words With Friend, tidak memakan banyak kuota internet. Kedua game ini hanya menghabiskan beberapa KB saja per menit sehingga tidak boros. 

Namun, game jenis real-time action, seperti Asphalt 8 atau Modern Combat 5: Blackout berbeda. Dua game yang disebut belakangan diperkirakan membutuhkan 1 MB data per menit. Permainan dalam durasi yang panjang akan semakin meningkatkan konsumsi data.

4. Streaming musik

Layanan streaming musik, seperti Guvera atau Rdio, memang sangat praktis. Anda bisa mendengarkan musik di mana pun asalkan ada koneksi internet. Anda juga tidak perlu menyediakan ruang untuk menyimpan file musik tersebut dalam kartu memori.

Namun, sisi lainnya, konsumsi data membengkak. Bila Anda memutar musik dengan resolusi 320 Kbps, total kuota internet yang dihabiskan adalah 2,4 MB per menit. Dalam durasi satu jam, Anda sudah menghabiskan 115 MB.

5. Streaming video

Saat ini, ada berbagai layanan streaming video yang memudahkan orang menemukan trailer film terbaru, film utuh, atau sekadar video klip penyanyi favorit. Sebut saja YouTube, iTunes, Vimeo, dan Hulu.



Hanya satu hal yang tidak boleh Anda lupa: streaming video merupakan penyerap paling "kejam" terhadap kuota internet. Masalahnya, konsumsi data streaming video bisa mencapai 50 MB per menit.



Bila kuota internet yang Anda pilih terbatas, dan Anda terbiasa menonton video-video tertentu secara berulang-ulang, lebih baik simpan file video secara offline.

Sumber : Kompas.com
Read more »

Kamis, 26 Maret 2015

Smart Tv Xiaomi Dibandrol 4 Jutaan

Xiaomi selama ini dikenal sebagai produsen smartphone di Indonesia. Akan tetapi, siapa sangka, di negara asalnya, Tiongkok, perusahaan tersebut juga cukup rajin dalam merilis perangkat jenis lain, yakni Smart TV.

Belum lama ini pun, Xiaomi merilis perangkat televisi pintar berbasis Android terbarunya. Perangkat itu dinamakan Mi 2 TV.

Hadir dalam kategori Smart TV, Xiaomi bakal melepas perangkat ini dengan banderol yang sangat terjangkau. Seperti KompasTekno kutip dari Android Authority, Kamis (26/3/2015), Mi 2 TV dijual dengan harga setara 322 dollar AS atau sekitar Rp 4,2 juta.

Dengan harga tersebut, Mi 2 TV hadir dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Ia dibangun dari panel SDP X-Gen LED buatan Sharp. Layarnya sendiri berukuran 40 inci yang mendukung resolusi Full HD 1080 piksel.

Mi TV 2 ditenagai dengan SoC MStar 6A908, yang terdiri dari CPU Cortex A9 dan GPU Mali 450 M4. SoC tersebut dikombinasikan dengan RAM 1,5 GB dan media penyimpanan internal 8 GB.

Ada juga teknologi suara Dolby MS12 dan teknologi encoder H.265 10-bit. TV ini nantinya dapat memutar video dalam format FLV, MKV, MOV, MP4, AVI, dan masih banyak lagi.

Sebagai Smart TV, selain untuk menonton, perangkat ini dapat digunakan untuk berselancar di dunia maya.

Mi 2 TV berjalan di sistem operasi Android 4.4 KitKat yang tampilannya sudah dipercantik dengan tampilan MIUI dari Xiaomi sendiri. Pembaruan sistem operasi Android 5.0 dikatakan sedang dikembangkan.

Mi 2 TV bakal mulai dipasarkan di Tiongkok melalui toko online Xiaomi mulai 31 Maret 2015 mendatang. Belum ada kabar, apakah produk ini akan beredar di Indonesia atau tidak.
Read more »

Sabtu, 21 Maret 2015

Aplikasi Bersih-bersih Berbayar Bantu Optimalkan ‘Kesehatan” Smartphone

Sistem operasi Android yang fleksibel banyak dipilih oleh vendor-vendor gadget untuk mengadopsi OS tersebut dalam setiap perangkatnya. Alhasil, smartphone dari berbagai kisaran harga kian semarak di Indonesia mulai dari kelas High-end, Mid-end hingga low-end yang menjangkau semua lapisan masyarakat.
Sistem operasi Android pun sebagai salah satu sistem operasi open source,memungkinkan para developer aplikasi dan operator nirkabel untuk mengembangkan, memodifikasi secara bebas dan mendistribusikan layanan aplikasi butannya. Karena itulah banyak aplikasi tersedia yang bisa dipilih untuk memenuhi kebutuhan maupun sekadar hobi di Google Play™.
Banyaknya aplikasi tersebut tentu menggoda untuk coba digunakan, satu per satu aplikasi pun ter-install, tak peduli apakah penting atau tidak. Tak terasa, kinerja smartphone juga kian melambat, setiap pengoperasian tiba-tiba saja tak segegas ketika pertama kali dibeli.
Mungkin banyak tak disadari pengguna, penurunan performa tersebut disebabkan oleh banyaknya aplikasi yang dipasang dan aktifnya proses di background tak diinginkan. Bahkan, aplikasi telah ter-uninstall pun meninggalkan junk files yang ternyata cukup besar, jika hal tersebut dibiarkan terus menerus  akan menumpuk dan memperlambatsmartphone.
Kalau sudah begitu, langkah pertama dilakukan biasanya adalah melakukan bersih-bersih terhadap data-data tak penting di smartphone. Namun, langkah tersebut tak cukup, karena banyak ‘file sampah’ berada pada sistem yang tak bisa dihapus manual. Kalau sudah begitu diperlukan aplikasi pembersih smartphone seperti Clean Master atau CCleaner untuk membersihkan file tak diinginkan hingga menghentikan proses yang berjalan sembunyi penyebab Android menjadi lambat.
Aplikasi tersebut tentu saja merupakan versi gratisan dengan berbagai keterbatasan, seperti banyaknya iklan mengganggu, serta fitur-fitur yang dinonaktifkan hingga Anda membeli versi berbayar. Padahal jika diaktifkan fitur-fitur tersebut akan membuat aplikasi ‘bersih-bersih’ ini bekerja lebih optimal.
Sayangnya keinginan membeli aplikasi berbayar seringkali terkendala metode pembayaran online yang membutuhkan kartu kredit maupun debit dalam penggunannya. Tentu saja hal tersebut cukup merepotkan bagi awam yang belum sepenuhnya bisa menggunakan layanan perbankan.
Tapi sekarang tak perlu khawatir lagi membeli konten dari Google Play™, Indosat memperkenalkan  Carrier Billing.Layanan ini merupakan metode pembelian aplikasi,content, game dan buku yang dipotong langsung dari pulsa pelanggan prabayar (IM3 dan Mentari) atau ditagihkan dalam tagihan pelanggan paska bayar Indosat (Matrix).
Pembelian konten digital menggunakan pulsa ini berlaku bagi pengguna smartphonedengan operating system Android dan memungkinkan pelanggan Indosat untuk melakukan pembelian konten digital dengan mudah dan nyaman. Untuk menikmati layanan ini, pelanggan harus memiliki Google Account terlebih dahulu dan sign-in dengan menggunakan account tersebut. Pada pilihan “Payment Option”  pilih “Enable Indosat Billing”, maka untuk selanjutnya metode tersebut yang akan digunakan sebagai metode pembayaran.
Setiap pembelian konten digital melalui pemotongan pulsa IM3 atau Mentari ataupun ditagihkan melalui tagihan Matrix pelanggan, harga akan ditambahkan pajak 12%, sehingga harga dikenakan kepada pelanggan akan lebih tinggi 12% dari harga yang tertera di Google Play™ Store. Tentu hal tersebut setimpal dengan kemudahan dan kenyamanan ditawarkan.
Tak hanya layanan sistem, kenyamanan pelanggan dalam melakukan transaksi pembelian di Google Play™ Store juga didukung oleh kualitas Jaringan Baru Indosat, setelah selesainya program modernisasi jaringan secara nasional di 23 kota  di seluruh Indonesia.
Layanan Carrier Billing Indosat dengan Google Play™ Store ini merupakan yang pertama di Indonesia, sehingga kami berharap layanan ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan untuk melakukan pembelian aplikasi, content, game dan buku melalui telepon seluler mereka tanpa perlu menggunakan kartu kredit atau kartu debit. Hadirnya layanan ini juga sebagai wujud komitmen Indosat bagi masyarakat Indonesia bahwa Indosat selalu menciptakan layanan terbaru dan inovatif serta selalu terdepan di banding kompetitornya. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Indosat untuk menjadi Operator Telekomunikasi Pilihan bagi para pengguna smartphone.” ujar Alexander Rusli, President Director dan CEO Indosat. (Adv)
Read more »

Begini Penampakan Xiaomi Mi4 Pakai Windows 10


Microsoft membuat sebuah eksperimen kejutan. Raksasa piranti lunak itu menguji sistem operasi Windows 10 di smartphone Android.

Mereka menyematkan Windows 10 tersebut ke dalam ROM (read only memory) yang digunakan oleh perangkat Android Xiaomi. Hasilnya, uji coba yang menggunakan smartphone Xiaomi Mi 4 itu berhasil.

Kabar tentang Xiaomi Mi 4 yang mengadopsi Windows 10 itu pun tersiar. Setidaknya, seperti dilansir KompasTekno dari Phone Arena, Jumat (20/3/2015), empat bocoran foto berikut ini beredar dan menunjukkan hasil uji coba itu.

Foto pertama menampilkan layar Xiaomi Mi 4 berhasil menampilkan layar pembuka Windows 10. Kemudian pada foto kedua tampak laman media sosial dan sebuah video musik yang sedang diputar.


Phone Arena

Xiaomi Mi4 menggunakan sistem operasi Windows

Foto ketiga menunjukkan laman aplikasi yang sedang terbuka. Di situ terlihat user interface berbentuk tile yang memuat kamera, Xbox Games, video, radio FM, wallpaper, musik, serta berkas download.


Phone Arena

Xiaomi Mi4 yang menggunakan sistem operasi Windows 10

Konfirmasi Xiaomi

Xiaomi Mi 4 yang menggunakan sistem operasi Windows 10 tersebut memang benar-benar ada dan sempat disebut sebagai buah kerja sama perusahaan Tiongkok itu dengan Microsoft. Namun, akhirnya Hugo Barra, Vice President Global Xiaomi angkat bicara tentang smartphone ini.

"Windows 10 ini tidak akan berjalan di atas Android atau sebagai pilihan dual-boot. Sejumlah kecil pengguna Mi 4 dari Xiaomi Forum di Tiongkok, yang memilih untuk mengambil bagian dari program ini, harus secara manual melakukan re-flash perangkat Mi 4 dengan ROM Windows 10, dengan cara yang sama seperti proses re-flash ROM Android lain," tulis pria itu dalam akun Google Plus-nya.

Barra memang menolak menyatakan ada kemitraan dengan Microsoft, tapi dia mengakui bahwa Xiaomi mendorong eksperimen terhadap hal-hal baru. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan Tiongkok tersebut tidak menyegel fitur bootloader, cara yang digunakan MiFans untuk re-flash ROM Android.

"Itulah mengapa, Xiaomi menyambut anggota tim Microsoft untuk berinteraksi langsung dengan anggota Xiaomi Forum di Tiongkok," pungkasnya.
Read more »

Android Wear Kini Bisa Cari Smartphone Hilang


Rumah atau tempat kerja yang berantakan seringkali membuat kita lupa menaruh barang di mana. Jika sudah begitu, pikiran menjadi runyam dan amarah membumbung. Apalagi jika yang tercecer adalah smartphone dan kita sedang benar-benar membutuhkan perangkat pintar tersebut. 
Pengguna perangkat Android Wear mungkin pernah mengalami kerunyaman tersebut. Nah, Android Wear kini dapat mempermudah pengguna mencari smartphone Android yang hilang. 
Dilansir KompasTekno, Jumat (20/3/2015) dari TheVerge, pengguna tinggal mengatakan"Ok, Goolge. Start. Find my phone," atau memilih opsi "Find my phone" di menu awal yang tercantum pada Android Wear. 
Setelahnya, ponsel Android pengguna bakal berdering dengan volume paling kencang walaupun sebelumnya pengguna menyetel mode 'silent' atau 'diam' pada smartphone-nya. 
Jika sudah begitu, tentu pengguna bakal segera mengetahui keberadaan smartphoneyang barangkali terselip di antara tumpukan baju atau buku. Kini, pengguna tak perlu lagi buang energi percuma karena kesal mencari smartphone yang tercecer. Tak perlu juga meminjam ponsel teman untuk melakukan panggilan ke ponsel yang hilang.
Kabar baiknya, pengguna tak perlu melakukan pemutakhiran untuk menyematkan fitur ini di Android Wear-nya. Secara otomatis, fitur pencarian ini bakal tersemat beberapa minggu mendatang.
Hal ini dimungkinkan oleh pemutakhiran yang dilakukan Google pada Android Device Manager. Seperti diketahui, fitur ini telah diperkenalkan sejak 2013 untuk membantu pengguna melacak lokasi perangkat-perangkat Androidnya.
Berkat Android Device Manager, sekitar 30 juta orang dilaporkan telah "reuni" dengan perangkat dan tablet mereka yang sebelumnya "terpisah" jarak dan waktu.
Read more »